Juni 29, 2016

Tambang Batu Bara di Sawahlunto Meledak;lima korban mengalami luka bakar serius

Tambang Batu Bara di Sawahlunto Meledak
SELASA, 28 JUNI 2016 | 08:50
Indikasi sementara pemicu ledakan adalah hubungan arus pendek listrik.

Lubang Mbah Suro, Kota Sawahlunto, Sumbar. ANTARA/Iggoy el Fitra


TEMPO.CO, Padang - Lubang tambang batu bara yang dikelola PT NAL di Parambahan, Kecamatan Talawi, Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, sekitar 97 kilometer ke arah selatan Kota Padang, dilaporkan meledak pada Senin, 27 Juni 2016, pukul 22.30 WIB.
Berdasarkan informasi yang dihimpun di lapangan, sedikitnya lima orang dilaporkan berada dalam lubang tambang saat peristiwa itu terjadi. Tiga di antaranya dilaporkan dalam kondisi kritis. Warga setempat, Ruly Firmansyah, menyatakan tiga korban yang mengalami luka bakar tersebut telah dirujuk ke Rumah Sakit Umum Pusat M. Djamil di Padang setelah sempat dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Sawahlunto.
Dugaan penyebab meledaknya tambang tersebut hingga saat ini masih diselidiki aparat berwenang. Saat ini aparat kepolisian setempat masih melakukan evakuasi terkait dengan kemungkinan adanya korban lain di lokasi kejadian. Suara ledakan terdengar cukup keras oleh warga sekitar. Warga pun langsung melakukan pengecekan hingga ditemukan lima korban. ANTARA

Korban Ledakan Tambang Alami Trauma Pernapasan SELASA, 28 JUNI 2016 |
Korban Ledakan Tambang Alami Trauma Pernapasan Pertambangan batubara tradisional di Sawahlunto, Sumbar, Selasa (16/6).
Diperkirakan ada sekitar 35 pekerja dan lima pengawas sedang berada dalam tambang batu bara saat terjadi ledakan pukul 10.30. ANTARA/Arif Pribadi TEMPO.CO, Jakarta - Korban ledakan tambang batu bara di Kota Sawahlunto, Provinsi Sumatera Barat banyak yang mengalami trauma saluran pernapasan akut. Saat ini mereka masih menjalani perawatan di rumah sakit. Dokter Irwan yang menangani para pasien mengatakan tiga dari lima korban ledakan segera dirujuk ke RSUP M Djamil Padang setelah mendapatkan pertolongan pertama di RSUD setempat.
Mereka adalah Firman Dedi, 43 tahun, Kamundi Halawa (35), dan Siswoko (40). Sedangkan dua korban lainnya, April Syaiful (37) dan Adi Tusiman (35), untuk sementara bisa ditangani di rumah sakit setempat.

Selain mengalami trauma pernapasan akibat menghirup udara panas, lima korban tersebut mengalami luka bakar cukup serius dengan persentase 40 hingga 60 persen. "Semua korban telah diberikan alat bantu pernapasan berupa instalasi endotrakhea dan infus, serta upaya pemindaian keluar-masuk cairan pada tubuh korban," kata Irwan, Selasa, 28 Juni 2016. Menurut Irwan, kondisi terakhir para korban dalam kondisi stabil tapi masih membutuhkan terapi lanjutan dengan peralatan yang lebih lengkap dan canggih. Hal paling diwaspadai dalam penanganan pasien luka bakar, kata dia, adalah risiko adanya komplikasi jalan pernapasan. Namun pihaknya sudah mengantisipasi dengan melakukan evaluasi medis terhadap kondisi pasien sebelum dirujuk. "Tim medis juga sudah berupaya melakukan penyedotan kandungan zat karbon pada saluran pernapasan korban yang merupakan sisa adanya peristiwa terbakar selaput pada saluran tersebut akibat udara panas yang terisap saat terjadi ledakan," katanya lagi. Kepala Teknik Tambang (KTT) PT NAL Fauzi mengatakan indikasi sementara pemicu ledakan adalah hubungan arus pendek listrik. "Kami bersama pihak terkait masih menyelidiki kebenaran dugaan tersebut, selain memaksimalkan penanganan terhadap pekerja kami yang menjadi korban ledakan," tuturnya. Sebelumnya, lubang tambang batu bara yang dikelola PT NAL, yang berlokasi di Parambahan Kecamatan Talawi Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, dilaporkan meledak pada Senin pukul 22.30 WIB. Berdasarkan informasi yang dihimpun di lapangan, lima orang dilaporkan berada dalam lubang dan tiga orang di antaranya dalam kondisi kritis. ANTARA

Tidak ada komentar: