Mei 01, 2016

Pahlawan Akan Selamatkan 4 Sandera WNI

WNI DISANDERA KELOMPOK ABU SAYYAF
Pahlawan Baru Selamatkan 4 Sandera WNI
07 Mei 2016 - 19:25 WIB > Dibaca 1191 kali  Print | Komentar
JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Kabar terbaru datang terkait penyanderaan empat warga negara Indonesia (WNI) yang dilakukan oleh kelompok militan Abu Sayyaf di Filipina. Jumat (6/5/2016) kelompok mana yang melakukan penyanderaan dilaporkan sudah teridentifikasi.

Informasi yang dihimpun wartawan Jawa Pos (Induk JPNN), para penyandera ini minta imbalan uang yang sama terhadap sepuluh ABK yang sudah dibebaskan lebih dulu. Besarnya 50 juta Peso (sekitar Rp15 miliar).

Terkait permintaan itu, Wakil Ketua Umum DPP Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad menjawab singkat. "Kita tunggu pahlawan saja. Sebentar lagi juga muncul," kata Dasco menjawab JPNN.com, Sabtu (7/5/2016).

Kendati begitu, Sufmi enggan menjelaskan secara gamblang jawaban singkatnya itu.

Sebelumnya, Anggota Komisi III DPR ini gencar meminta pemerintah Filipina memberikan akses pada TNI membantu penyelamatan sandera dari kelompok Abu Sayyaf. Bahkan, ia menilai pemerintah terlalu lembek dalam upaya pembebasan 10 WNI yang lebih dulu menjadi korban.

Tak lama berselang, 10 WNI itu dibebaskan. Awalnya, beredar informasi bahwa mereka dilepas setelah perusahaan membayar uang tebusan. Namun belakangan dibantah pemerintah dan perusahaan. Kemudian, muncul klaim dari elite Partai Nasdem yang mengaku mereka lah yang membebaskan 10 WNI, bersama sejumlah relawan.(fat)

Sumber: JPNN
Editor: Boy Riza Utama


Read more: http://www.riaupos.co/111978-berita-tunggu-saja-pahlawan-baru-akan-segera-muncul-selamatkan-4-sandera-wni.html#ixzz48HFpNlSE




JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Kabar terbaru datang terkait penyanderaan empat warga negara Indonesia (WNI) yang dilakukan oleh kelompok militan Abu Sayyaf di Filipina. Jumat (6/5/2016) kelompok mana yang melakukan penyanderaan dilaporkan sudah teridentifikasi.

Informasi yang dihimpun wartawan Jawa Pos (Induk JPNN), para penyandera ini minta imbalan uang yang sama terhadap sepuluh ABK yang sudah dibebaskan lebih dulu. Besarnya 50 juta Peso (sekitar Rp15 miliar).

Terkait permintaan itu, Wakil Ketua Umum DPP Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad menjawab singkat. "Kita tunggu pahlawan saja. Sebentar lagi juga muncul," kata Dasco menjawab JPNN.com, Sabtu (7/5/2016).

Kendati begitu, Sufmi enggan menjelaskan secara gamblang jawaban singkatnya itu.

Sebelumnya, Anggota Komisi III DPR ini gencar meminta pemerintah Filipina memberikan akses pada TNI membantu penyelamatan sandera dari kelompok Abu Sayyaf. Bahkan, ia menilai pemerintah terlalu lembek dalam upaya pembebasan 10 WNI yang lebih dulu menjadi korban.

Tak lama berselang, 10 WNI itu dibebaskan. Awalnya, beredar informasi bahwa mereka dilepas setelah perusahaan membayar uang tebusan. Namun belakangan dibantah pemerintah dan perusahaan. Kemudian, muncul klaim dari elite Partai Nasdem yang mengaku mereka lah yang membebaskan 10 WNI, bersama sejumlah relawan.(fat)

Sumber: JPNN
Editor: Boy Riza Utama


Read more: http://www.riaupos.co/111978-berita-tunggu-saja-pahlawan-baru-akan-segera-muncul-selamatkan-4-sandera-wni.html#ixzz48HEogxJA

WNI yang Disandera Bebas, Ada Uang Tebusan untuk Abu Sayyaf?

MINGGU, 01 MEI 2016 | 19:07 WIB
WNI yang Disandera Bebas, Ada Uang Tebusan untuk Abu Sayyaf?
Armada TNI AL KRI Teluk Lampung bersandar di Dermaga TNI AL Mamburungan, Tarakan, Kalimantan Utara, 31 Maret 2016. Sebanyak 10 WNI awak kapal tongkang Anand disandera militan di wilayah Filipina. ANTARA/Fadlansyah
TEMPO.COBalikpapan – Gerombolan separatis Filipina, Abu Sayyaf, dikabarkan membebaskan 10 sandera WNI, anak buah kapal tugboat Brahma 12 dan tongkang Anand 12. Mereka sudah disandera selama sekitar sebulan terakhir ini. Para penyandera meminta tebusan uang 50 juta Peso atau sekitar Rp 14,2 miliar.

“Informasinya memang sudah ada pembebasan sandera WNI disandera Abu Sayyaf,” kata Kepala Penerangan Kodam Mulawarman, Kolonel Andi Gunawan, Minggu, 1 Mei 2016. Andi mengaku memperoleh informasi tercapainya kesepakatan pembayaran tuntutan uang tebusan antara PT Patria Maritim Lines selaku pemilik kapal dengan pihak Abu Sayyaf.

“Pimpinan TNI belum mengabarkan apa pun soal sandera ini. Namun informasinya memang pihak perusahaan sudah membayar tebusan yang menjadi tuntutan Abu Sayyaf,” kata dia.

Sehubungan itu, gerombolan Abu Sayyaf hanya membebaskan 10 sandera, yang merupakan karyawan PT Patria Maritim Lines. Mereka masih menahan empat ABK MV Massive 6, yang merupakan kapal batu bara dan turut menjadi korban perompakan di perairan Filipina.

Para sandera yang dibebaskan adalah Peter Tonsen Barahama, Julian Philip, Alvian Elvis Peti, Mahmud, Suriansyah, Surianto, Wawan Saputra, Bayu Oktavianto, Rinaldi dan Wendi Raknadian. Adapun sandera yang tersisa adalah yakni Moch Ariyanto Misnan, Lorens MPS, Dede Irfan Hilmi dan Samsir.

Andi mengatakan sepuluh sandera itu masih dalam proses pemulangan ke Jakarta dalam waktu dekat ini. Pemerintah Filipina masih memeriksa kondisi kesehatan para sandera sebelum dipulangkan. “Informasinya akan dipulangkan ke Jakarta dalam waktu dekat ini,” kata dia.

Meskipun demikian, 500 personil pasukan khusus TNI/Polri masih terus bersiaga di Pangkalan Utama TNI AL Tarakan Kalimantan Utara. Kapal perang juga tetap disiagakan jika sewaktu-waktu diperlukan.

Staf Koordinator Kru PT Patria Maritim Lines di Banjarmasin Kalimantan Selatan, Arief Hermawan menyatakan dia tidak mengetahui perkembangan terbaru soal pembebasan sandera. Menurut dia, penanganan urusan ini ditangani langsung manajemen pusat perusahaan di Jakarta.

“Saya juga tidak mengetahui informasinya apakah perusahaan sudah membayar tebusan yang menjadi tuntutan Abu Sayyaf,” kata dia.

SG WIBISONO


Presiden Jokowi sampaikan terima kasih pada pemerintah Filipina

 | 1.274 Views
Presiden Jokowi sampaikan terima kasih pada pemerintah Filipina
Dokumentasi Sutomo (49) menunjukkan foto putranya, Bayu Oktavianto, WNI yang disandera kelompok bersenjata di Filipina selatan. Sutomo menunjukkan foto anaknya itu di Desa Miliran, Delanggu, Klaten, Jawa Tengah, Selasa (29/3). Anaknya itu disandera kelompok bersenjata dalam pelayaran kapal sipil berbendera Indonesia di perairan Filipina pada Sabtu (26/3/2016) lalu. (ANTARA FOTO/ Aloysius Nugroho)
 ... 10 WNI itu dalam keadaan baik dan akan segera dipulangkan ke Indonesia...

Bogor (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan terima kasih kepada pemerintah Filipina terkait dibebaskannya 10 WNI anak buah kapal yang sempat disandera kelompok bersenjata di wilayah laut Filipina.

"Ucapan terima kasih terutama juga saya tujukan kepada pemerintah Filipina," kata Jokowi, di Istana Kepresidenan Bogor, Minggu.

TNI sebetulnya telah menyiapkan pasukan terbaiknya untuk membebaskan 10 WNI anak buah kapal yang disandera itu. Namun konstitusi Filipina melarang pelibatan militer negara lain dalam operasi militer langsung di negaranya. 

Panglima TNI, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, sebelumnya sempat menyatakan, operasi pembebasan WNI yang disandera itu akan dipimpin Kepala Kepolisian Indonesia, Jenderal Polisi Badrotin Haiti.

Menurut Jokowi, tanpa kerja sama yang baik terutama antara kedua negara maka upaya pembebasan sandera tersebut tidak mungkin membuahkan hasil baik.

Ia mengatakan, saat ini pemerintah masih terus bekerja keras untuk pembebasan empat ABK yang lain, yang ditawan dan disandera kelompok militan Filipina.

Jokowi, posisi sampai detik ini 10 ABK tersebut akan diberangkatkan dari Air Force Base Zamboanga menuju Jakarta. Mereka diperkirakan akan tiba tengah malam akan sampai di Jakarta.

"10 WNI itu dalam keadaan baik dan akan segera dipulangkan ke Indonesia," katanya.

Dia menyatakan, banyak sekali pihak yang telah terlibat dan bekerja sama dalam upaya pembebasan 10 WNI tersebut.

Jumpa pers Jokowi itu digelar mendadak terkait pembebasan 10 WNI anak buah kapal berbendera Indonesia, sesaat setelah Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, menyampaikan laporan tentang hal itu.

Dalam jumpa pers, Jokowi didampingi Marsudi, Menteri Sekretaris Negara, Pratikno, dan Nurmantyo.
Editor: Ade Marboen
COPYRIGHT © ANTARA 2016

=====Ahad, 01 Mei 2016, 18:58 WIB

10 WNI Sandera Abu Sayyaf Akhirnya Dibebaskan

Red: Karta Raharja Ucu
lowlands-l.net
Lokasi Provinsi Sulu di Filipina, sarang gerilyawan lokal Abu Sayyaf
Lokasi Provinsi Sulu di Filipina, sarang gerilyawan lokal Abu Sayyaf
REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Kelompok militan Abu Sayyaf di Filipina Selatan akhirnya membebaskan sepuluh warga negara Indonesia (WNI), Ahad (1/5). Pembebasan itu mengakhiri drama penyanderaan yang sudah berlangsung selama satu bulan itu.
Kelompok pemberontak tersebut sebelumnya telah memenggal kepala seorang warga Kanada setelah tenggat waktu tuntutan tebusan sudah terlewati. Menurut keterangan kepala kepolisian Pulau Jolo, sepuluh WNI tersebut yang merupakan awak kapal tunda Brahma 2 milik perusahaan Taiwan, dibawa ke rumah gubernur Sulu dan kemudian dibawa ke pangkalan militer Filipina.
"Mereka terlihat kelelahan, tapi tetap bersemangat," kata Junpikar Sitin, kepala polisi setempat.
Kepolisian maupun militer Filipina mengatakan belum jelas apakah ke-10 WNI tersebut dibebaskan setelah membayar tebusan yang diminta. Namun belum diketahui nasib empat WNI lainnya yang juga disandera oleh kelompok Abu Sayyaf, tapi yang berasal dari faksi berbeda.
Dengan dibebaskannya sepuluh WNI tersebut, kelompok Abu Sayyaf yang dikenal sering melakukan penyanderaan untuk mendapatkan dana itu masih menahan 13 lainnya. Di antaranya empat warga Malaysia, Jepang, Belanda, Kanada, Norwegia dan Filipina.
John Ridsdel, 68 tahun, seorang warga Kanada yang merupakan pejabat perusahaan tambang, dipenggal kelompok Abu Sayyaf pada Senin lalu. Ridsdel beserta tiga orang lainnya, disandera sejak tiga bulan lalu di sebuah kawasan resor di Filipina selatan.
Potongan kepala Ridsdel ditemukan di dalam sebuah kantong plastik hanya beberapa jam setelah tenggat waktu yang ditentukan telah terlewati. Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengutuk aksi tersebut sebagai "pembunuhan berdarah dingin" dan mendesak negara-negara yang warga mereka jadi korban sandera agar tidak membayar tebusan.
Tuntutan yang diminta untuk pembebasan Ridsdel adalah 300 juta peso atau 6,41 juta dolar AS.
Sementara itu Presiden Filipina Benigno Aquino bertekad untuk mengerahkan seluruh tenaga untuk menghancurkan kelompok militan tersebut sebelum mengakhiri jabatan dua bulan mendatang. Tapi kuatnya jaringan kelompok tersebut memberikan tantangan berat bagi sekitar 2.500 tentara Filipina yang dikerahkan untuk menghancurkan mereka.
Besarnya bisnis kelompok Abu Sayyaf membuat mereka mampu memiliki perahu berkecapatan tinggi, senjata dan alat komunikasi canggih. Kelompok Abu Sayyaf juga tidak kesulitan untuk merekrut anggota yang berasal dari warga miskin dan pengangguran.
Menteri Luar Negeri Indonesia, Filipina dan Malaysia dijadwalkan bertemu di Jakarta pekan ini untuk membahas keamanan jalur kapal di perairan antara ketiga negara tersebut.
Sumber : Reuters