PAJAK KUDUN : Laku Dan Capak-capak Baruak

Menanti si God-od, 04

Laku Terjual dan Karakter



Si Buring memegang kedua bibirnya. Ketika saya bertanya kenapa Lemang Cebok itu “Laku” sekali. Banyak pembeli dan cepat habis.
Kemudian ia menjelaskan bahwa keramah-tamahan si Udin Anak Cebok yang kini melanjutkan usaha jualan lemang ayahnya di Pokan Komih.
Ramah tamah kepada langganan. Menyediakan Tukuk dan Tambah kepada “pelanggan lama” . Lebih lagi kepada pembeli yang potensial. Ia akan memberikan “kapalo lamang” sebagai tukuk yang “gratis”
Maksud lain dari ia memegang kedua bibirnya, Buring menyebuyt itu adalah teriak (suara/bunyi2-an)  penarikan perhatian. Iklan rupanya.
Buring,  menjelaskan lagi di pajak Rosa, tadi pagi ... Kedua bibirnya yang dipegang itu maksudnya “ membaca doa-doa !
Apakah itu “capak-capak baruak ? “ teman minum pagi kami si Uwa dari Tanjung Jati bertanya.
Boleh-boleh juga, itu kan doa permintaan kepada Tuhan;  jelas si Buring.
Nah ini dia kaji itu.....
Laku itu terbeli dan terjual. Bung...!!!
Bukan “mau”-nya, Anda Saja, ya......
Saya juga ada  “mau”-nya , ya.....
Kebutuhan, keperluan, kehendak, keinginan, kesukaan, hobbymu  dan ke-mau-an Anda aku penuhi.
Makanya .....  Aku  membuatkan, menyediakan, mengupayakan, memberikan, melayani, memperbaiki, menyimpan, mengantarkan dan menjemputnya.
Bung mengertikan ......
Yee.... lah.
Semua “Me....” saya itu , memakai pikiran, perasaan, waktu, tenaga (pekerja), namanya “Pokok” alias “modal”
Bung harus membayar sedikit di atas semua, modal Aku.
Nah itu dia.....
Lamak di Awak Ka Tuju di Urang.
Mutualis simbiosis namanya. Hidup- Menghidupi namanya.Bagaikan kuku dan jari, seperti aur dengan tebing, seperti Kunci dan gemboknya.
Cocok, alias sesuai.
Kalau demikian baru bisa kita  bekerjasama.
“Berlangganan” lain ceritanya. Dibawah kesepakatan untuk menjadi pelanggan, nilai jual saya pasti di bawah harga pasar, tetapi tetap diata harga pokok.
Lain lagi Ceritanya, jika Anda hendak “Bekerjasama”. Itu namanya “Bergabung” (CO). Semua sumber daya Anda dan sumber daya (pokok) saya digabungkan. Makanya Anda akan mendapatkan Barang dan Jasa, sebesar harga “pkok” untuk dilepas lagi dengan nilai diatas harga pokok.

Jika cocok kita atur secara berkelanjutan, “kerjasama” ini. Namanya “sinergis”
Kekuatan saya bergabung dengan sumber daya bung.
Okey......
Laku itu,bisa habis tanpa sisa.
Dalam waktu singkat semua yang dipajang, terjual dibeli orang. Seberapa banyak yang datang dari gudang akan dibeli orang. Bisa jadi gudang sampai kosong. Makanya harus di pesan ulang ke pabrik. Begitulah kalau “laku”, dalam pengertian Meng-galas; Jual-beli barang. Hal ini didorong oleh Harga dan Kualitas... yang “ sesuai” dengan kebutuhan pembeli (masyarakat). Kalau barang tidak ber-mutu, kualitas rendah dan harga terlalu mahal, karena terlalu banyak mengambil untung. Dagangan Anda tidak “laku”. Tinggi sekali dari harga pokok. Maka barang dagangan tidak akan dibeli orang.
Ndak laku.....Tidak diterima alias ditolak pasar alias masyarakat pembeli.
Semua barang dagangan Anda akan jadi Sampah. Dibuang ke tong sampah atau dimasukan ke tempat pembuangan “sampah”
Biasanya .....
Dikubur ke dalam tanah. Atau dibakar. Malah terakhir dikenal ada kegiatan menjadikannya barang baru setelah di “daur ulang” Recycling.
Laku Bung ... baik atau buruk ?
Itulah “karakter” bung.
Berkarakter itu baik..... Tidak berkarakter jelek !
Jika tabiat, kelakuan, kakobeh, tindak – tanduk, perilaku.... di nilai baik dan dapat diterima masyarakat lingkungan. Itu namanya “berkelakuan baik”. Sebaliknya jika tidak menyenangkan bagi lingkungan, keluarga dan masyarakat jelas sekali “berkelakuan buruk”.. namanya. Jika demikian, berkelakukan “buruk”, namanya “ Sampah Masyarakat”. Sampah masyarakat ini tempat pembuangannya adalah Penjara, Tang Si. Diperhaslus lagi namnaya Lembaga Pemasyarakatan. Tempat Daur Ulang, agar “berkelakuan baik” kembali.
=====
LAKU
Oiii Upik Tanamlah Paku
Biar nak Terang jalan ke Parak
Oii Adik Elok-elok-lah laku
Biaa nak saya orang ke awak
“LAKU” ....Adalah sikap dan tingkah laku, atitude, kebiasaan dan kakobeh, perbuatan yang disengaja dan atau tidak disengaja (reflek). Nan lahir mencerminkan yang bathin. Bagaimanapun performent, penampilan itu dirancang dan dipoleh, namun karakter dasar “laku” akan tampil sebagai ekspresi dari inner power (tenaga dalam kejiwaan).
Laku akan terlihat dalam “penampilan”. Akan tampak  dalam tata cara berhubungan dengan sesama lingkungan; seperti  orang tua, keluarga adik-kakak-kakek-nenek, tetangga dan guru, teman sepermainan, organisasi dan perkumpulan, juga dalam “komunitas” suku dan atau kaum. Demikian seterusnya dalam lingkungan lainnya dan akhirnya dalam penampilan berbangsa dan bernegara, terus dalam pergaulan “Antar Bangsa”.
Tabiat, Adab, Ethika,


Tidak ada komentar: