Mei 14, 2016

POM TNI Menjatuhkan Hukuman Potong Tangan Anggota TNI Pengedar Uang Palsu

 Reporter : Raynaldo Ghiffari Lubabah | Rabu, 8 Juni 2016 22:16
 Anggota TNI ditangkap di RS UKI. ©2016
merdeka.com/Henny Rachma Sari




 Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu meminta POM TNI menindak tegas anggotanya berpangkat kolonel bersama 2 rekannya yang ditangkap karena diduga membawa uang palsu (upal) untuk diedarkan. Bila perlu, katanya, POM TNI menjatuhkan hukuman potong tangan untuk anggota TNI itu.
"Hukum apa saja. Hukum potong tangan terserah," kata Ryamizard usai menghadiri Haul ke-3 Taufiq Kiemas di Kediaman Megawati Soekarnoputri, Jalan teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (8/6). Dia menegaskan anggota TNI yang terlibat tindak kriminal tetap harus dihukum seberat-beratnya. "Yang salah itu harus dihukum," tegasnya.
 Seperti diketahui, seorang anggota TNI bersama 2 rekannya diamankan karena diduga membawa uang palsu untuk diedarkan. Para pelaku tersebut ditangkap oleh polisi di tempat parkir kawasan Rumah Sakit UKI, Cawang, Jakarta Timur. Adapun uang palsu tersebut mencapai Rp 300 juta. "Ya benar penangkapan itu yang diperkirakan terjadi pukul 11.30 Wib di parkiran RS UKI Cawang," kata Kapolsek Kramat Jati Kompol Supoyo, Selasa (7/6). [noe]

======
Merdeka.com - Bareskrim Polri terus bekerja sama dengan Bank Indonesia untuk melawan peredaran uang palsu yang semakin marak terjadi. Dari catatan BI, setiap tahunnya peredaran uang palsu semakin meningkat.

"Di tahun 2014 BI menemukan ada uang palsu sebanyak 126.417 yang beredar. Ini bila dirasiokan dari sejuta lembar uang asli, maka terdapat sembilan lembar upal," kata Kepala Divisi Penanganan Uang Palsu BI Hasiholan Siahaan di Bareskrim Polri, Jakarta, Senin (23/5).

Sementara pada tahun 2015, peredaran uang palsu pun kembali meningkat. Tercatat, ada 319.681 uang palsu beredar, jika dirasiokan satu juta jumlah yang palsunya 21.

Sedangkan di tahun 2016, BI kembali mencatat menemukan 55.041 uang palsu. Jika dirasiokan sejuta lembar uang beredar, empat di antaranya adalah uang palsu.

Menurut Hasiholan, untuk mengantisipasi peredaran uang palsu itu, masyarakat wajib melakukan cara 3D saat menerima uang dalam pecahan Rp 100 ribu dan Rp 50 ribu. Cara tersebut bisa mengetahui mana uang asli dan palsu.

"Sebaiknya dilihat, diraba dan diterawang," ujar dia.

Selain itu, Hasiholan juga mengimbau masyarakat untuk tidak menerima uang tunai pada saat melakukan transaksi di atas Rp 5 juta. Sebaiknya, kata dia, transaksi dilakukan dengan cara transfer.

"Karena besar kemungkinan di uang tunai itu ada uang palsu. Sebaiknya hindari tunai," ucapnya.

Dia menambahkan, dalam catatan BI kawasan Pulau Jawa adalah target utama dari sindikat peredaran uang palsu. Di mana, Jawa Timur menempati urutan pertama dari peredaran uang palsu disusul DKI Jakarta, Banten, lalu Jawa Barat, Jawa Tengah dan Bali.
=====



Jumat, 13 Mei 2016 | 08:27

Semarang - Polrestabes Semarang melakukan penyisiran dan razia terkait munculnya isu yang menyebut Kota Semarang menjadi salah satu titik penting agenda perhelatan uang tahun Partai Komunis Indonesia (PKI).
”Memang ada isu soal HUT PKI yang informasinya dipelopori oleh anaknya Pak Untung (tokoh PKI). Kami sikapi dengan razia dan penyisiran,” ujar Kapolrestabes Semarang, Kombes Burhanudin kepada SP, Jumat (13/5) pagi.
Pihaknya menginstruksikan anggota intelkam hingga di tingkat polsek jajaran Polrestabes Semarang untuk melakukan penyisiran dan razia di tempat-tempat yang berpotensi bakal digelarnya acara tersebut.
Di sejumlah media sosial, belakangan beredar kabar adanya rencana diselenggarakan ulang tahun PKI oleh putra dari Letkol Untung yang sedianya digelar pada 9 Mei. Namun hingga kini diakui pihaknya belum menemukan indikasi adanya kegiatan tersebut.
Stefi Thenu/FMB
Suara Pembaruan
=========

Sejarawan Temukan Dokumen Bukti PKI Ingin Dirikan Negara Komunis Indonesia

Red: Achmad Syalaby
Simpatisan dan kader Partai Komunis Indonesia.
REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Masyarakat diminta tetap waspada dengan i Partai Komunis Indonesia (PKI). Sejarawan Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Prof Dr Aminuddin Kasdi mengungkapkan semua isu yang mengaburkan kekejaman PKI itu tidak didukung bukti historis.
"Saya justru menemukan dokumen kecil berisi rencana pemberontakan PKI dengan target untuk mendirikan Negara Komunis di Indonesia,”kata dia dalam sebuah diskusi kecil di Surabaya, Jawa Timur, belum lama ini.
Dokumen yang ditemukan itu berupa buku kecil atau buku saku tentang "ABC Revolusi" yang ditulis Comite Central PKI pada tahun 1957 yang isinya menyebut tiga rencana revolusi atau pemberontakan oleh PKI untuk "target" Negara Komunis di Indonesia.
"Buku itu justru membuktikan bahwa rencana pemberontakan PKI yang diragukan sejumlah pihak itu ada dokumen historisnya, bahkan dokumen itu merinci tiga tahapan pemberontakan PKI yang semuanya gagal, lalu rumor pun diembuskan untuk mengaburkan fakta," ujar penulis tesis berjudul 'Masalah Tanah dan Keresahan Petani di Jawa Timur 1960-1965' itu dalam diskusi yang dihadiri rekannya, Prof Sam Abede Pareno.
Anggota Masyarakat Sejarawan Indonesia Jawa Timur itu menyatakan temuan dokumen (lusuh) itu tak terbantahkan. "Kalau ada orang NU yang dituduh melakukan pembunuhan itu bukan direncanakan, tapi reaksi balik atas sikap PKI sendiri yang menyebabkan 'chaos' saat itu," tutur mantan aktivis Islam itu.
Mantan aktivis Pelajar Islam Indonesia (PII/1963-1965), GP Ansor (1965-1968), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI/1965-1975), dan Muhammadiyah (1976) itu mengungkapkan sikap PKI memang menyakitkan. "PKI melakukan provokasi dengan ludruk yang temanya menyakitkan, seperti matinya Tuhan, malaikat yang tidak menikah karena belum dikhitan, dan banyak lagi,” kata dia.
Karena itu, kata penulis disertasi berjudul "Hubungan antara Pusat dan Daerah pada Periode Kartasura Akhir (1976-1745); Studi Peranan Cakraningrat IV dalam Merebut dan Mengembalikan Kraton Kartasura kepada Pakubowana II" itu, masyarakat jangan terpengaruh dengan provokasi politik yang didukung media massa untuk "membesarkan" PKI guna mengaburkan sejarah. Contohnya  menunjukkan bahwa orang PKI juga ada yang menciptakan salah satu lagu nasional.

Sumber : Antara

Menhan:" saya tidak ingin ribut-ribut apalagi sampai pertumpahan darah,”

Menhan Dukung Aksi TNI Tangani Atribut Komunis

Ryamizard Ryacudu

 

Polri saja tidak cukup, ujung-ujungnya tentaralah (turun tangan)," katanya. Justru dalam berbagai kasus pemberontakan oleh kelompok pendukung komunisme, anggota TNI lah yang banyak menjadi korban.






TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-- Di sejumlah tempat di Tanah Air, anggota TNI ikut turun tangan dalam menyisir atribut berbau komunisme maupun Partai Komunis Indonesia (PKI). Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu mengaku mendukung hal tersebut. Kepada wartawan di kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta Pusat, Jumat (13/5/2016), ia menganggap tugas memberantas komunisme di Indonesia bukan hanya tugas polisi. "Polri saja tidak cukup, ujung-ujungnya tentaralah (turun tangan)," katanya. Justru dalam berbagai kasus pemberontakan oleh kelompok pendukung komunisme, anggota TNI lah yang banyak menjadi korban. Kata dia TNI salah satu tugasnya adalah membela Pancasila agar tetap tegak berdiri. "Justru (anggota) TNI yang banyak dibunuh," jelasnya. Kata dia pada Undang-Undang nonor 27 tahun 1999 jelas diatur bahwa atribut yang berbau PKI maupun komunisme adalah hal yang dilarang, dengan ancaman sampai dua puluh tahun bagi pelanggarnya. Namun pernyataan berbeda dituturkan oleh Menteri Skretaris Negara (Menseskab) Pramono Anung. Di Istana Negara, beberapa jam setelah Menhan memberikan pernyataannya, Pramono mengatakan TNI dan Polri tidak boleh melakukan sweeping atau penyisiran. Bahkan Presiden Joko Widodo sudah menghubungi Panglima TNI, Jendral TNI Gatot Nurmantyo dan Kapolri Jendral Pol Badrodin Haiti, untuk memastikan hal tersebut. 
Penulis: Nurmulia Rekso Purnomo Editor: Choirul Arifin

Sabtu, 14 Mei 2016 , 10:24:00

Ryamizard Ingatkan Jangan Sampai terjadi Pertumpahan Darah


Ryamizard Ryacudu di acara apel Barisan Patriot Bela Negara. Foto: dok.JPNN
Ryamizard Ryacudu di acara apel Barisan Patriot Bela Negara. Foto: dok.JPNN
JAKARTA - Ketua Majelis Pimpinan Nasional Pemuda Pancasila Yapto Suryosumarno justru mempertanyakan upaya pemerintah dalam mengantisipasi penyebaran atribut berlogo palu arit.
”Kenapa kok bisa beredar gambar-gambar itu (PKI, Red),” ungkapnya, kemarin.
Pria yang akrab disapa Japto ini pun mendesak pemerintah segera bertindak. ”Takutnya nanti masyarakat main hakim sendiri,” imbuhnya.
Menhan Ryamizard Ryacudu menerangkan, secara umum rencana pemerintah membongkar kuburan PKI bisa menimbulkan keributan di tengah masyarakat.
Menhan khawatir ada pihak yang tidak terima terhadap pembongkaran tersebut.
”Saya ingatkan, saya tidak ingin ribut-ribut apalagi sampai pertumpahan darah,” tandasnya saat acara silaturahmi bersama organisasi Islam di Balai Kartini Jakarta, kemarin (13/5).(tyo/sam/jpnn










Kaos berlambang palu arit diamankan polisi. Foto: Elfani Kurniawan/dok.Jawapos.com


Sabtu, 14 Mei 2016 
JAKARTA – Beredarnya gambar-gambar berlambang palu arit yang dikaitkan dengan isu kebangkitan komunis, terus mendapat sorotan publik. Mayoritas dari mereka menduga, penyebaran itu muncul karena adanya niat pemerintah melakukan rekonsiliasi terhadap keluarga PKI dengan cara membongkar kuburan massal korban keganasan PKI 1965. Ketua Persatuan Purnawirawan TNI AD (PPAD) Letjen (Purn) Suryadi menyatakan, rencana itu justru akan membuat para pelaku PKI merasa terfasilitasi oleh pemerintah. ”Kami melihat ada kegamangan sikap pemerintah, orang yang memberontak kok difasilitasi,” ujarnya saat acara silaturahmi bersama Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu dan organisasi Islam di Balai Kartini Jakarta, kemarin (13/5).
Sikap Suryadi itu didukung Forum Umat Islam (FUI). FUI meminta pemerintah tegas menegakkan amanah UU 27/1999 tentang Perubahan KUHP yang Berkaitan dengan Kejahatan Keamanan Negara. Di aturan itu, secara jelas menyebut hukuman bagi siapapun yang menyebarkan atau mengembangkan ajaran komunisme. ”PKI sudah melakukan penghianatan,” ujar ketua FUI M. Khotot. (tyo)