Juni 17, 2016

Hujan Di Padang – Tanggap Darurat tanggal 17 - 24 Juni 2016

Jumat, 17 Juni 2016 | 12:05

Ribuan Rumah di Padang Terendam Banjir 

Banjir melanda kawasan Simpang Kalumpang, Padang, Sumatera Barat, Jumat 17 Juni 2016. 

Padang - Ribuan rumah di Padang, Sumatera Barat, terendam banjir akibat hujan yang mengguyur daerah itu sejak Kamis (16/6). Banjir melanda tujuh kecamatan dengan ketinggian air 50 sentimeter hingga 1,4 meter. Banjir dengan ketinggian hingga 1,4 meter merendam ribuan rumah di Kelurahan Lubuk Buaya, Tunggul Hitam, Pangambiran, Ampalu (Arai Pinang), Banda Gadang, Maransi, Parang Jambu, Jondul, Seberang Padang, Pampangan, Seberang Palinggam, Lolong, Bungus dan Marapalam. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumbar Zulfiatno di Padang, Jumat, (17/6), menyatakan hujan ekstrem dengan intensitas di atas 300 milimeter sejak pukul 16.00 WIB hingga 23.30 WIB menyebabkan sejumlah sungai meluap dan mengakibatkan banjir. Sebanyak 14 kelurahan di tujuh kecamatan terendam banjir. Tujuh kecamatan yang direndam banjir adalah Koto Tangah, Lubuk Begalung, Nanggalo, Padang Selatan, Padang Barat, Bungus Teluk Kabung, dan Padang Timur. Banjir tersebut menyebabkan sejumlah warga Kelurahan Dadok Tunggul Hitam, Kecamatan Koto Tangah, harus makan sahur di tempat evakuasi. "Malam tadi saya dievakuasi dari rumah, mengungsi sementara ke rumah ketua rukun warga (RW), jadi makan sahur di sini," kata seorang warga setempat, Ganih (60). Ia menyebutkan banjir juga menyebabkan longsor pada ruas jalan Padang-Painan di kilometer 26, tepatnya di antara Sungai Barameh dan Kelok Jaring, sehingga akses jalan terputus. Namun material longsor telah berhasil dibersihkan oleh Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional II bersama Dinas Prasarana Jalan dan Tata Ruang Sumbar sekitar pukul 03.00 WIB. "Kendaraan besar telah bisa melintas kembali," ujarnya. Prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Ketaping, Budi Samiadji menyampaikan curah hujan yang mengguyur Padang sejak Kamis mencapai 384 milimeter dan kecepatan angin 40 kilometer per jam. "Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat masih akan berpotensi terjadi di Padang, Padangpariaman, Pariaman, Pesisir Selatan, Agam, Pasaman Barat, Padang Panjang hingga pukul 12.30 WIB," katanya. /AB-ANTARA
 =======

Tanggap darurat tanggal 17 - 24 Juni 2016


 Padang- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan, hingga kini masih dilakukan penanganan darurat banjir dan longsor di Sumatera Barat yang meliputi Kota Padang, Kabupaten Pariaman dan Kabupaten Agam. "Guna memudahkan penanganan darurat, maka Wali Kota Padang telah memberlakukan masa tanggap darurat tanggal pada 17 - 24 Juni 2016," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangannya, Jumat (17/6). Saat banjir Kamis (16/6), Kota Padang lumpuh sekitar 8 jam akibat terendam banjir dengan ketinggian 50-150 cm. "19 kelurahan di 10 kecamatan di Kota Padang mengalami banjir," kata Sutopo. Sedangkan di Padang Pariaman banjir terjadi di satu kecamatan. Dampak yang ditimbulkan satu orang meninggal atas nama Risman (63) akibat terpeleset. Korban adalah warga Jl. Mustika 12 Ampalu Pegambiran Nan XX, Lubuk Begalung. Selain itu tiga orang dilaporkan hanyut dan belum ditemukan. "Kerugian material akibat banjir masih dalam pendataan oleh BPBD," kata Sutopo. Meski demikian,kata Sutopo, saat ini banjir sudah surut. Masyarakat yang mengungsi telah kembali ke rumah masing-masing. "Masyarakat masih membersihkan rumah dari lumpur dan mengeringkan perabotan rumah yang basah," kata dia. Sebanyak 740 personel dari tim gabungan dari BPBD, Lantamal, Kodim 0312, Polri, Basarnas, Tagana, PMI, TRC Semen Padang, KSB, Pramuka Peduli dan unsur kebencanaan lainnya terlibat dalam penanganan darurat. Tim Reaksi Cepat BNPB telah berada di Kota Padang dan menyerahkan bantuan dana sebesar Rp 200 juta untuk BPBD Provinsi Sumatera Barat dan Rp 300 juta untuk BPBD Kota Padang. Bantuan dana siap pakai tersebut digunakan untuk operasional penanganan darurat bencana. Sutopo mengatakan, Tim BNPB, BPBD Sumbar, BPBD Kota Padang, Dinas Sosial dan relawan telah melakukan rapat koordinasi tentang distribusi paket buka puasa dan sahur bagi warga terdampak. Untuk mendukung distribusi makanan siap saji, didirikan dapur umum lapangan. Meskipun banjir telah surut, Sutopo menegaskan, masyarakat diimbau tetap waspada. BMKG memperkirakan selama tiga hari ke depan (17-20 Juni 2016), curah hujan lebat berpotensi terjadi di wilayah Sumatera. Pemicunya, suhu muka laut masih hangat di atas normal perairan Indonesia barat, masuknya aliran massa udara basah dari Samudera Hindia di maritim kontinen Indonesia, dan lemahnya aliran masa udara dingin Australia di wilayah Indonesia. Whisnu Bagus Prasetyo/WBP BeritaSatu.com
==========
Berita SInggalang;
Jalan Padang – Painan Putus Total
Jalan Padang – Painan dilaporkan putus total akibat longsoran tanah perbukitan di kilometer 27, Kelok Jariang, Bungus, Padang, Kamis (16/6) malam.Di lokasi tersebut, timbunan material menutupi badan jalan hingga lima meter dengan panjang sekitar enam meter.Kepala Bagian Operasi Polresta Padang, Kompol Sumintak mengatakan, di sekitar lokasi tersebut, juga terdapat ada empat titik longsor lagi, namun masih sebagian badan jalan saja.“Kita sudah hubungi pihak BPBD melalui Kepala Pemadam Kebakaran, dan menurut informasi pihak BPBD propinsi sudah menuju Bungus,” ujarnya.(arief)
Hujan yang cukup lebat mengguyur Kota Padang sejak Kamis sore menyebabkan sejumlah jalan utama tergenang air, bahkan tak bisa dilewati sama sekali.Jalan tersebut antara lain A Yani, Sudirman, S Parman, Bandar Purus, Jhoni Anwar, Gajah Mada dan Ujung Gurun.Untuk Jalan A Yani, ketinggian air mencapai pinggang orang dewasa. Begitu juga di Jalan Bandar Purus dan Ujung Gurun yang berbahaya jika dilewati kendaraan.Pantauan SINGGALANG, pengendara tak berani melewati jalan Gajah Mada karena air yang cukup tinggi. Sejumlah kendaraan terlihat memutar arah.
Sementara di Jalan Sudirman, kondisi yang paling parah terdapat di depan Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sumbar. tetapi sejumlah pengendara terlihat tetap nekat melewatinya. Tak ayal, beberapa motor terlihat terjebak di sana, karena mesin mati.(arief)
Empat penerbangan menuju Bandara Internasional Minangkabau (BIM) Padang Pariaman harus dialihkan akibat tidak bisa mendarat, menyusul hujan deras, Kamis (16/6).“Sejak pukul 17.00 WIB ada empat penerbangan yang dialihkan, dua ke Medan dan dua lagi Pekanbaru,” kata Manajer Operasional PT Angkasa Pura II Bandara Internasional Minangkabau Alzok Pendra.Menurut dia, hujan deras yang mengguyur kota Padang menyebabkan jarak pandang terbatas sehingga dikhawatirkan akan membahayakan pendaratan pesawat.Empat pesawat itu merupakan penerbangan dari Jakarta, yakni Batik Air 7109, Sriwijaya Air 022, Lion Air 354 dan Citilink 974.“Empat pesawat tersebut akan diberangkatkan lagi jika cuaca sudah membaik, untuk saat ini pilihan paling aman mendarat sementara di Medan dan Pekanbaru,” ujarnya.Akan tetapi lanjutnya untuk lepas landas tidak ada masalah dan dapat dilakukan yang saat ini dilarang adalah pendaratan.(aci) sumber:antara
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Ketaping, Padang Pariaman, Kamis (16/6) melaporkan 60 persen wilayah Sumbar diguyur hujan.Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG Ketaping Padang Pariaman, Budi Samiaji mengatakan, beberapa daerah Sumbar yang diguyur hujan dengan intensitas tinggi yakni khususnya di utara Sumbar dan pesisir pantai.“Secara umum untuk keseluruhan, intensitas hujan bervariasi yakni sedang hingga lebat,” ujarnya.Hujan tersebut juga disertai angin yang cukup kencang khususnya di pesisir pantai Sumbar, dengan kecepatan maksimal 18 knots atau 33 kilometer per jam.(aci)
“Tim perahu karet BPBD Sumbar dan Badan SAR Nasional (Basarnas) sudah diturunkan ke lokasi untuk membantu evakuasi warga,” kata Kepala BPBD Sumbar Zulfiatno.Tujuh lokasi yang diturunkan tim tersebut ialah Lubuk Buaya, Jondul, Ampalu, Pegambiran, Badar Gadang, Seberang Padang dan Arai Pinang.“Ada tiga lokasi dan tim sedang bersiap turun yakni untuk kawasan Lolong, Tunggul Hitam dan Pampangan,” katanya.Selain itu, ia menyampaikan BPBD Bukittinggi juga sedang mempersiapkan perahu karet untuk merapat ke Kota Padang.(aci)

Lelang Seluruh Aset Samadikun Hartono

Lelang Seluruh Aset Samadikun Hartono

Oleh Nafiysul Qodar
pada 16 Jun 2016, 23:16 WIB

Terpidana kasus korupsi Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) Samadikun Hartono (tengah) tiba di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Kamis (21/4/2016) Samadikun telah ditangkap di Shanghai, China beberapa waktu lalu. (Liputan6.com/Faizal Fanani)
Liputan6.com,

Jakarta - Terpidana kasus korupsi Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) Samadikun Hartono meminta uang ganti rugi negara sebesar Rp 169 miliar dibayar dengan cara dicicil‎. Namun, Kejaksaan Agung menolak permintaan tersebut. Samadikun diharuskan langsung melunasi pembayaran ganti rugi tersebut. Jika tidak, seluruh aset yang dimiliki akan disita dan segera dilelang.
"Pembayaran harus tunai.‎ Kita nggak mau mengikuti dia, minta (dicicil) empat tahun," ujar Jampidsus Arminsyah di kompleks Kejaksaan Agung, Jakarta, Kamis (16/6/2016). Namun, Arminsyah tak menyebutkan kapan tepatnya tenggat waktu yang diberikan kepada Samadikun untuk melunasi ganti rugi itu. "Ya pokoknya kita minta secepatnya bayar.‎ Tidak ada tenggat waktu. Kita minta dan cari asetnya, begitu saja," tandas dia. Kejagung juga berjanji akan segera melelang seluruh aset Samadikun jika tak kunjung melunasi utang. Tapi, lagi-lagi dia tidak menyebutkan kapan persisnya lelang dilaksanakan. Apalagi, aset Samadikun saat ini disebut-sebut belum cukup untuk melunasi utangnya. "Memutuskan aset dilelang sesegara mungkin. Kan Aset yang kelihatan itu nggak menutupi ya. Yang di Menteng (katanya) sudah menutupi itu nggak benar," pungkas Arminsyah. Divonis Bersalah Samadikun sebelumnya merupakan buronan kasus BLBI sejak tahun 2003. Dia baru berhasil dipulangkan dari Shanghai ke Indonesia 13 tahun kemudian atau pada Jumat 22 April lalu berkat kerja sama dengan pihak kepolisian Tiongkok.
‎Berdasarkan putusan Mahkamah Agung tanggal 28 Mei 2003, Samadikun divonis bersalah telah menyelewengkan dana BLBI untuk penyehatan PT Bank Modern Tbk. Saat itu Samadikun menjadi komisaris utama bank tersebut. PT Bank Modern Tbk menerima BLBI dalam bentuk Surat Berharga Pasar Uang Khusus (SBPUK), fasilitas diskonto, dan dana talangan valas sebesar Rp 2,5 triliun.
Dana tersebut seharusnya digunakan untuk menyelamatkan Bank Modern yang terimbas krisis moneter di akhir era pemerintahan Soeharto. Namun, oleh Samadikun uang itu digunakan untuk tujuan yang menyimpang. Dana yang dia gunakan secara keseluruhan mencapai Rp 80.742.270.528,81. Negara pun merugi hingga Rp 169.472.986.461,52 atau Rp 169 miliar.
 BACA JUGA Kejagung Siap Sita Aset Samadikun
Jika Uang Pengganti Dicicil Ini Ruginya Uang Negara Dibayar Tidak Tunai oleh Koruptor
ICW: Samadikun Cicil Uang Negara, Kejagung Terlalu Murah Hati