Mei 02, 2016

Apakah Anda Warga Global?

  • 28 April 2016


London
Image captionTidak ada definisi yang tegas untuk 'warga global'.

Orang-orang masa kini semakin mengidentifikasi dirinya sebagai warga global dibanding warga sebuah negara, seperti terungkap dalam survei BBC World Service.
Kecenderungan ini khususnya meningkat di negara-negara perekonomian baru, dengan warganya yang lebih terbuka terhadap dunia luar.
Namun di Jerman, semakin sedikit orang yang merasa sebagai warga global, dibanding tahun 2001 lalu.
Lembaga jajak, GlobalScan -yang melakukan survei untuk BBC- mengajukan pertanyaan kepada 20.000 orang di 18 negara.


Indonesia

Lebih dari setengah yang ditanya (56%) di negara-negara perekonomian baru mengatakan lebih melihat dirinya sebagai warga global dibanding warga negara.
Di negara-negara yang perekonomiannya tumbuh, angkanya lebih tinggi dari rata-rata tersebut: Nigeria (73%), Cina (71%), Peru (70%), dan India (67%).
Sementara kecenderungan di negara-negara maju memperlihatkan penurunan.

Apakah 'warga global' itu?

Salah satu masalah dalam survei BBC adalah kesulitan dalam mendefinisikan konsep warga global sehingga dibiarkan terbuka dengan penafsiran dari para responden.


Survei Global

Bagi beberapa orang, warga global mungkin merujuk pengaruh ekonomi di seluruh dunia. Sedangkan bagi responden lain berupa 'kesiapan' untuk mengatasi masalah global walau ada juga yang melihatnya sebagai kebersamaan -baik terkait isu pemanasan global maupun ketimpangan.
Warga global juga mungkin merujuk pada komunikasi yang semakin mudah dalam era ketersambungan saat ini dan juga dalam kemampuan untuk menyampaikan pendapat lewat media sosial.
Sejumlah orang melihatnya dengan perspektif migrasi dan pergerakan, dan memang dunia saat ini sedang menyaksikan migrasi manusia terbesar sejak Perang Dunia II.
Jelas bukan hanya konflik dan perang yang menjadi penyebabnya, juga peningkatan kesejahteraan sehingga perjalanan udara makin terjangkau oleh kelas menengah.

Perasaan lokal di Indonesia

Di negara-negara maju, konsep globalisasi tampaknya terpukul setelah krisis keuangan tahun 2008. Di Jerman, misalnya, hanya 30% responden yang merasa dirinya sebagai warga global.


Survei Global

Sedangkan di Rusia memiliki angka terbesar dalam penentangan atas perkawinan lintas ras/suku, dengan 43% warga Rusia menentang.
Sementara di Spanyol, hanya 5% yang menentangnya. Spanyol juga merupakan negara di Eropa yang paling tinggi dalam merasa sebagai warga global.
Adapun Indonesia memiliki perasaan warga negara yang paling rendah, yaitu cuma 4%, dan bukan karena mereka merasa warga global.
Akan tetapi banyak warga Indonesia yang lebih memiliki perasaan lokal, degan lebih dari setengah responden melihat komunitas sekitar sebagai yang paling penting dalam mendefinisikan dirinya.
Secara umum, agama berperan kecil dalam melihat identitas dirinya dibanding dengan kebangsaan, selain di Pakistan dengan 43% warga melihat agama sebagai yang pertama.
http://www.bbc.com/indonesia/majalah/2016/04/160428_majalah_global

Tidak ada komentar: