Kanada dan Inggris Desak Negara Lain Tak Bayar Tebusan
Silviana Dharma
Jurnalis
http://news.okezone.com
TORONTO – Perdana Menteri (PM) Kanada Justin Trudeau mengumumkan kerjasama dengan Inggris untuk mengimbau negara lain berhenti membayar tebusan ke kelompok teroris mana pun.
“Kanada tidak mau dan tidak akan membayar tebusan kepada teroris, secara langsung maupun tidak langsung. (Karena) memenuhi permintaan itu hanya akan membahayakan kehidupan setiap warga Kanada yang hidup, bekerja, dan berpergian ke seluruh dunia setiap tahunnya,” terang Trudeau, seperti diwartakan The Guardian, Rabu (27/4/2016).
(Baca juga: PM Kanada Murka Warganya Dieksekusi Abu Sayyaf)
Bertemu dengan PM Inggris David Cameron, keduanya meyakini pembayaran tebusan sama saja dengan mendanai kegiatan terorisme dan aktivitas kriminal kelompok tersebut. Belum lagi, secara jangka panjang dampaknya akan terasa bagi semua warga negara di dunia.
Beberapa negara yang dikabarkan melakukan negosiasi uang dengan teroris demi membebaskan warga negaranya antara lain Prancis, Italia, Spanyol, dan Jerman.
Seruan ini datang sehari setelah seorang warga Kanada dieksekusi mati oleh kelompok perompak Abu Sayyaf di Filipina pada Senin 25 Maret 2016 malam WIB. John Risdel (68) diketahui diculik dari wilayah Kepulauan Mindanao, Filipina, pada September 2015. Sejak saat itu ia ditahan oleh militan Abu Sayyaf, dengan maksud menjadi umpan untuk memeras Toronto.
Meski demikian, sampai detik akhir waktu pembayaran yang ditentukan kelompok ekstremisme itu, Pemerintah Kanada bersikukuh tidak menebus kedua warga negaranya. John Risdel pun dikorbankan. Menyisakan seorang warga Kanada lain yang masih menjadi sandera yakni Robert Hall (50).
WNI Tak Kunjung Bebas, Pemerintah Harus Lobi Filipina
Salsabila Qurrataa'yun
Jurnalis